Sarangberita.com, 10 April 2025 – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Mengeluarkan pernyataan kontroversial yang mengancam akan menyerang Iran jika negara tersebut terus dianggap sebagai ancaman terhadap kepentingan AS dan sekutunya.
Tak lama berselang, Pentagon merespons situasi dengan mengerahkan pesawat pembom siluman B-2 Spirit ke pangkalan militer AS di wilayah strategis Teluk.
Baca Juga
Heboh! AS ‘Oplos’ 2 F-35 Jadi Frankenjet Saat China Pamer Jet Terbaru

Langkah ini sontak memicu reaksi beragam dari komunitas internasional. Iran melalui juru bicara militernya menyebut ancaman dan pengerahan itu sebagai bentuk “provokasi terbuka” yang dapat memicu eskalasi militer di kawasan yang sudah rentan.
Sementara itu, Rusia dan China mendesak AS untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik melalui jalur diplomatik.
Baca Juga
Perang Tarif AS, Negara-negara Kompak Boikot Produk AS
Bomber B-2 sendiri dikenal sebagai salah satu senjata strategis paling canggih milik AS. Mampu membawa senjata nuklir dan konvensional dengan sistem stealth mutakhir yang sulit dideteksi radar.
Para analis menilai langkah Trump ini bisa jadi strategi politik menjelang pemilu. Untuk menarik simpati dari kelompok konservatif dengan menunjukkan kekuatan militer. Namun, hal ini juga dinilai berisiko tinggi, karena bisa memicu konflik terbuka dengan Iran dan sekutunya.
PBB dan Uni Eropa pun menyerukan agar kedua negara menahan diri dan tidak memprovokasi situasi. Dunia saat ini, menurut Sekjen PBB, tidak dalam posisi untuk menghadapi perang baru di tengah ketegangan global yang sudah tinggi.
Akankah ini menjadi awal dari konfrontasi militer baru di Timur Tengah? Dunia menanti langkah selanjutnya dari Gedung Putih dan Teheran.
Baca Juga: PM Singapura Sentil Amerika: Kecewa Berat atas Kebijakan Sepihak!