Sarangberita.com, Jakarta, 6 Juli 2025 – Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan Palestina, Francesca Albanese, merilis laporan berjudul From Economy of Occupation to Economy of Genocide pada 3 Juli 2025.
Laporan ini menyebut 48 perusahaan global, termasuk raksasa teknologi AS seperti Microsoft, Alphabet (induk Google), dan Amazon, terlibat dalam mendukung tindakan Israel di Gaza dan pendudukan ilegal di wilayah Palestina, yang disebut sebagai “genosida”. Laporan ini juga menyertakan database lebih dari 1.000 entitas korporasi yang diduga berkontribusi.

Baca Juga
Kondisi Program Nuklir Iran Pasca-Serangan Israel dan AS
Menurut laporan, perusahaan-perusahaan ini terlibat dalam berbagai sektor. Dalam sektor militer, Lockheed Martin (AS) memimpin program pengadaan jet tempur F-35. Melibatkan 1.600 perusahaan dari delapan negara, termasuk Leonardo S.p.A (Italia) dan FANUC Corporation (Jepang) yang menyediakan mesin robotik untuk produksi senjata.
Laporan juga menyoroti perusahaan konstruksi seperti Caterpillar dan Hyundai, yang peralatannya digunakan untuk menghancurkan properti Palestina. Serta perusahaan energi seperti Chevron yang mengeksploitasi gas di Mediterania Timur, memperkuat sistem apartheid Israel.
Baca Juga
Iran Ejek Serangan Amerika Serikat (AS): Israel Tak Punya Pilihan Selain Lari ke ‘Papa’
Laporan menyebut kenaikan belanja militer Israel sebesar 65% (US$46,5 miliar) pada 2023–2024 sebagai peluang menguntungkan bagi perusahaan senjata asing.
Albanese menyerukan embargo senjata, penghentian hubungan perdagangan, dan penyelidikan terhadap eksekutif perusahaan atas pelanggaran hukum internasional.
Israel menolak laporan ini sebagai “tanpa dasar hukum” dan menuduh Albanese anti-Semit. Namun, laporan mendapat dukungan dari negara-negara Afrika, Asia, dan Arab di Dewan HAM PBB.
Baca Juga : Pejabat Eropa Ungkap Stok Uranium Iran Sebagian Besar Masih Utuh