Sarangberita.com, 13 April 2025 – Amerika Serikat tiba-tiba menarik rem darurat dalam perang dagangnya dengan Tiongkok. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa barang-barang elektronik seperti smartphone dan laptop asal China tidak akan dikenakan tarif impor sebesar 145 persen seperti yang sebelumnya direncanakan.
Langkah ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama di tengah memanasnya hubungan dagang antara kedua negara. Dalam pernyataannya, Trump menyebut keputusan ini diambil demi “melindungi konsumen Amerika” dari lonjakan harga barang elektronik sehari-hari yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Baca Juga
Tarif Gila-Gilaan! AS Vs China Kembali Panas, Dunia Dagang Guncang
Sebelumnya, kebijakan tarif tinggi ini digadang-gadang sebagai cara untuk menekan dominasi China dalam industri teknologi global. Namun, tekanan dari pelaku industri, pelaku ritel, hingga masyarakat luas membuat Gedung Putih berpikir ulang. Sejumlah analis menilai, Trump tengah bermain strategi menjelang kampanye pemilu, dengan tidak ingin kehilangan suara dari kalangan muda dan pelaku usaha kecil.
Baca Juga
MPR Puji Pidato Presiden di Turki: Tegas Bela Nilai Kemanusiaan!
Meski begitu, sejumlah produk China lainnya tetap masuk dalam daftar tarif tinggi. Pemerintah AS tetap memberlakukan bea masuk tinggi terhadap barang-barang manufaktur dan baja dari Negeri Tirai Bambu.
Sementara itu, pihak China menyambut langkah ini dengan hati-hati. Beijing menyatakan bahwa keputusan ini menunjukkan masih adanya ruang negosiasi antara kedua negara dan berharap bisa meredakan ketegangan dagang yang sudah berlarut-larut.
Konsumen pun bisa bernapas lega, setidaknya untuk sementara. Harga smartphone, laptop, dan gadget lainnya dipastikan tidak akan melonjak drastis seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.
Baca Juga: Tingkat Putus Sekolah Naik! Waka MPR Bongkar Solusi Akses Pendidikan Lebih Mudah
