Sarangberita.com, 29 Maret 2025 – Kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat ke Filipina baru-baru ini memicu reaksi keras dari China. AS dan Filipina mengadakan pertemuan bilateral untuk memperkuat kerja sama pertahanan, terutama terkait ketegangan di Laut China Selatan.
Dalam kunjungan tersebut, AS menegaskan komitmennya untuk mendukung Filipina dalam menghadapi ancaman di kawasan, terutama dari China. Menteri Pertahanan AS bertemu dengan pejabat tinggi Filipina untuk membahas kerja sama militer. Termasuk latihan gabungan dan peningkatan kehadiran militer AS di wilayah tersebut.
Baca Juga
Gempa Myanmar dan Thailand terkini: Lebih dari 1.600 orang tewas di Myanmar

Filipina, sebagai sekutu lama AS, semakin meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi klaim agresif China di Laut China Selatan. Beberapa pangkalan militer di Filipina juga telah dibuka untuk penggunaan pasukan AS dalam upaya memperkuat pertahanan bersama.
Menanggapi hal ini, China mengecam langkah AS dan Filipina yang dianggap mengganggu stabilitas regional. Beijing menuduh Washington berusaha memprovokasi konflik di kawasan dan memperingatkan Filipina agar tidak terjebak dalam agenda geopolitik AS.
Baca Juga
China lakukan patroli militer di Laut Cina Selatan, peringatkan Filipina!
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa negaranya memiliki hak atas Laut China Selatan dan akan mempertahankan kepentingannya dengan segala cara. China juga mengkritik latihan militer yang dilakukan AS dan Filipina sebagai tindakan provokatif yang dapat meningkatkan ketegangan.
Laut China Selatan telah lama menjadi sumber ketegangan antara China dan negara-negara ASEAN, termasuk Filipina. Wilayah ini memiliki nilai strategis dan ekonomi yang tinggi, dengan jalur perdagangan utama serta potensi sumber daya alam yang melimpah.
Dengan meningkatnya ketegangan ini, dunia kini menanti bagaimana Filipina akan merespons tekanan dari dua kekuatan besar, AS dan China. Serta dampaknya terhadap stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Aksi Protes Mengecam Penahanan Wali Kota Istanbul Berlanjut di 55 Provinsi