Sarangberita.com – Elon Musk kembali menjadi pusat perhatian setelah terlibat dalam ketegangan dengan beberapa menteri Amerika Serikat terkait kebijakan pemangkasan pegawai federal.
Ketegangan bermula ketika Musk, yang bertindak sebagai penasihat pemerintah melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), mengkritik Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, karena dianggap tidak memangkas jumlah pegawai di departemennya. Musk menilai pemangkasan pegawai federal adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi birokrasi.
Baca Juga
Dukung Elon Musk, Donald Trump Beli Mobil Tesla!

Rubio membela diri dengan menyatakan bahwa Departemen Luar Negeri telah mengurangi sekitar 1.500 pegawai melalui program pensiun dini. Namun, Musk tetap menilai langkah tersebut belum cukup signifikan untuk memenuhi target efisiensi pemerintahan.
Baca Juga
Vietnam Soroti Peran Konstruktif ASEAN Bentuk Tatanan Internasional
Selain berselisih dengan Rubio, Musk juga berdebat dengan Menteri Perhubungan Sean Duffy. Duffy menuduh DOGE berencana memberhentikan petugas pengatur lalu lintas udara secara besar-besaran, yang dapat mengancam keselamatan penerbangan.
Situasi semakin memanas hingga akhirnya Presiden Donald Trump turun tangan untuk meredakan ketegangan. Trump menegaskan bahwa meskipun Musk bukan pejabat resmi, ia memiliki pengaruh besar dalam kebijakan efisiensi pemerintahan.
Kebijakan DOGE di bawah Musk berencana memangkas 25% tenaga kerja federal. Namun, banyak pihak menilai langkah ini tidak efektif karena hanya menghemat sekitar 1% dari total anggaran federal.
Ketegangan ini mencerminkan perbedaan pandangan di dalam pemerintahan Trump terkait reformasi birokrasi. Meski mendapat kritik, Musk tetap mendapat dukungan dari Trump dan beberapa pejabat lainnya.
Baca Juga: Tentara Suriah Eksekusi 162 Warga Alawi Pendukung Bashar Al Assad