Sarangberita.com, 10 Juli 2025 – Kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington pada Senin, 7 Juli 2025, disambut hangat oleh Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Namun, kunjungan ini memicu gelombang protes dari warga AS, termasuk para Rabi Yahudi anti-Zionis, di depan Gedung Putih.
Demonstrasi yang diorganisir oleh American Muslims for Palestine (AMP), CODEPINK, dan Council on American-Islamic Relations (CAIR) ini berlangsung di Taman Lafayette, menuntut gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.

Baca Juga
Kondisi Program Nuklir Iran Pasca-Serangan Israel dan AS
Para demonstran, termasuk Rabi Dovid Feldman dari kelompok Yahudi anti-Zionis, menyebut kunjungan Netanyahu sebagai “noda” bagi kebijakan luar negeri AS. Mereka mengecam dukungan Trump terhadap Israel, dengan Direktur Eksekutif AMP, Osama Abu Irshaid, menuduh Trump sebagai “mitra genosida” di Gaza.
Co-founder CODEPINK, Medea Benjamin, menyoroti ketimpangan antara sikap politisi AS dan opini publik, yang menurutnya mayoritas tidak mendukung agresi Israel. “Semua demografi di AS, dari berbagai kelompok usia dan afiliasi politik, menolak pengiriman senjata ke Israel,” tegas Benjamin.
Baca Juga
Iran Ejek Serangan Amerika Serikat (AS): Israel Tak Punya Pilihan Selain Lari ke ‘Papa’
Netanyahu, yang juga menghadapi tuduhan korupsi di Israel dan surat perintah penangkapan ICC atas kejahatan perang, memuji Trump sebagai “teman terbaik Israel” dan mengusulkan penghargaan Nobel Perdamaian untuknya.
Namun, hubungan keduanya dikabarkan merenggang karena kebijakan tarif impor AS yang tidak mengecualikan Israel. Protes ini mencerminkan penolakan luas terhadap kebijakan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 47.400 warga sipil, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak Oktober 2023.
Indonesia, bersama negara-negara Arab, menolak usul Trump untuk relokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania, menyebutnya pelanggaran hukum internasional. Demonstrasi ini menegaskan perpecahan opini publik global terhadap kebijakan AS-Israel di Palestina.
Baca Juga : Israel Kembali Serang Gaza Usai Gencatan Senjata dengan Iran