Sarangberita.com, 31 Mei 2025 – Presiden AS Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan usulan “mengambil alih” Jalur Gaza dan merelokasi penduduk Palestina ke negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa (4/2/2025), Trump menyebut Gaza sebagai “lahan terbengkalai” yang bisa diubah menjadi “Riviera Timur Tengah” di bawah kendali AS jangka panjang.

Baca Juga
Trump Incar Mahasiswa China, Visa di AS Terancam Dicabut!
Usulan ini mencakup pembongkaran puing-puing perang dan pembangunan ekonomi yang menjanjikan “ribuan pekerjaan.”
Hamas, yang menguasai Gaza sebelum perang dipicu serangan mereka pada 7 Oktober 2023, mengecam keras usulan Trump.
Juru bicara senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebutnya “konyol dan absurd,” memperingatkan bahwa rencana ini adalah “pengusiran dari tanah mereka” yang dapat “menyulut konflik di kawasan.” Izzat al-Risheq, pejabat politik Hamas, menambahkan bahwa usulan ini “menuangkan minyak ke api” dan mencerminkan “kebodohan mendalam tentang Palestina.”
Baca Juga
Sosok Brigitte Macron, Istri Presiden Prancis yang Viral Usai ‘Toyor’ Suaminya!
Netanyahu tidak secara eksplisit mendukung usulan ini, namun memuji Trump sebagai “sahabat terbaik Israel” dan menyebut ide tersebut “berpikir di luar kebiasaan.” Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan Pentagon “siap mempertimbangkan semua opsi” terkait Gaza. Meski Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan bahwa AS tidak akan mengerahkan pasukan atau mendanai rekonstruksi.
Usulan Trump menuai penolakan luas dari sekutu dan lawan AS. Mesir, Yordania, dan Arab Saudi menolak relokasi warga Gaza, menegaskan dukungan pada solusi dua negara. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyebut rencana ini “pelanggaran serius hukum internasional.” Di X, warganet Palestina menolak relokasi, dengan ungkapan seperti, “Kami lebih memilih hidup di reruntuhan daripada meninggalkan tanah kami.”