Sarangberita.com, 25 Juli 2025 – Thailand mengumumkan darurat militer di empat provinsi perbatasan Surin, Ubon Ratchathani, Sisaket, dan Buriram menyusul eskalasi konflik bersenjata dengan Kamboja yang telah menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk 14 warga sipil dan satu tentara Thailand.
Pengumuman ini disampaikan setelah bentrokan sengit di sekitar kuil Ta Muen Thom di perbatasan Surin dan Oddar Meanchey pada Kamis (24/7), yang dipicu ketegangan atas sengketa wilayah bersejarah. Dengan demikian, Thailand menutup semua pos perbatasan dengan Kamboja, sementara 138.000 warga dievakuasi ke tempat aman.

Baca Juga
Bursa Siang: Kesepakatan Tarif AS-Jepang Picu Lonjakan Saham Asia, IHSG Menguat
Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, memperingatkan bahwa konflik ini “bisa berkembang menjadi perang” jika tidak diredam.
Kamboja menuduh Thailand menggunakan amunisi klaster terlarang, sementara Thailand menuding Kamboja memulai serangan dengan drone dan senjata berat. “Kami hanya membalas agresi Kamboja,” ujar juru bicara militer Thailand, Ritcha Suksuwanon, yang mengonfirmasi enam jet F-16 menyerang dua target militer Kamboja.
Baca Juga
Konflik Berlanjut di Suriah, Rezim Sharaa Kesulitan Tegakkan Gencatan Senjata
Sebaliknya, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet meminta rapat darurat Dewan Keamanan PBB, menyebut tindakan Thailand “ancaman serius bagi perdamaian regional.”
Konflik ini berakar dari sengketa perbatasan sejak era kolonial Prancis, diperparah oleh status kuil Preah Vihear sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2008.
Dengan begitu, bentrokan kali ini, yang terbesar sejak 2011, telah menyebabkan 1.500 keluarga Kamboja mengungsi. Mendesak mediasi ASEAN dan Tiongkok. Meski demikian, kedua negara menolak mediasi AS dan Tiongkok, memicu kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.
Baca Juga : Donald Trump Kembali Tebar Ancaman ke Negara Anggota BRICS