Internasional

Tentara Korea Utara yang Ditahan Militer Ukraina Ungkap Kengerian yang Dialami Pasukan Kim Jong-Un

39
×

Tentara Korea Utara yang Ditahan Militer Ukraina Ungkap Kengerian yang Dialami Pasukan Kim Jong-Un

Share this article
Tentara Korea Utara yang Ditahan Militer Ukraina Ungkap Kengerian yang Dialami Pasukan Kim Jong-Un
Tentara Korea Utara yang Ditahan Militer Ukraina Ungkap Kengerian yang Dialami Pasukan Kim Jong-Un

Sarangberita.com – Konflik Rusia-Ukraina terus berkembang dengan keterlibatan berbagai pihak. Salah satu yang mengejutkan adalah dugaan pengiriman tentara Korea Utara untuk membantu Rusia di medan perang.

Tentara Korea Utara yang tertangkap menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya dikirim ke medan perang tanpa persiapan yang memadai. Mereka hanya diberikan pelatihan singkat dan perlengkapan tempur yang minim. Tidak jarang, mereka harus berbagi amunisi dan bertahan dengan suplai makanan yang sangat terbatas.

Selain itu, cuaca dingin ekstrem di Ukraina menjadi tantangan besar bagi mereka. Tanpa perlengkapan musim dingin yang memadai, banyak tentara Korut mengalami hipotermia dan jatuh sakit, tetapi mereka tetap dipaksa untuk bertempur.

Tentara Korea Utara yang Ditahan Militer Ukraina Ungkap Kengerian yang Dialami Pasukan Kim Jong-Un
Tentara Korea Utara yang Ditahan Militer Ukraina Ungkap Kengerian yang Dialami Pasukan Kim Jong-Un
Baca Juga

Menlu Israel Jadi Sasaran Organisasi Pro-Palestina, Upayakan ICC Buat Perintah Penangkapan untuknya

Menurutnya, para tentara yang menolak perintah atau mencoba melarikan diri menghadapi hukuman berat, bahkan eksekusi di tempat. Banyak dari mereka juga mengalami kelaparan karena pasokan makanan yang minim.

Pengakuan ini memicu reaksi dari berbagai pihak. Pakar militer menilai bahwa rezim Kim Jong-Un mengeksploitasi tentaranya demi kepentingan politik. Sementara itu, Ukraina berencana menjadikan kesaksian ini sebagai bukti keterlibatan Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina.

Situasi ini semakin menegaskan betapa kejamnya perang dan bagaimana pemerintah otoriter sering mengorbankan tentaranya demi kepentingan geopolitik.