Sarangberita.com – Ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru setelah kedua negara saling mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan kesiapan untuk terlibat dalam konflik terbuka.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Beijing menyatakan bahwa mereka siap untuk berperang jika AS terus mengintervensi urusan internal mereka. Terutama terkait dengan Taiwan, yang dianggap sebagai bagian dari China oleh pemerintah Beijing.
Sementara itu, AS melalui pernyataan Menteri Pertahanan mereka juga menunjukkan ketegasan. Washington menyatakan bahwa mereka siap untuk menghadapi segala bentuk ancaman dari China. Termasuk yang berkaitan dengan masalah taiwan dan kebebasan navigasi di wilayah Laut China Selatan. Yang sangat penting secara strategis.

Ketegangan antara kedua negara sudah berlangsung selama bertahun-tahun, dipicu oleh berbagai masalah. Salah satu titik panas utama adalah Taiwan. Yang dianggap sebagai wilayah terpisah oleh banyak pihak, namun tetap menjadi klaim teritorial utama bagi Beijing. AS, di sisi lain, memiliki hubungan dengan Taiwan yang semakin erat, memberikan dukungan militer dan diplomatik.
Selain itu, persaingan di bidang teknologi, seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan. Serta kebijakan perdagangan yang saling merugikan, turut memperburuk hubungan kedua negara. Kedua pihak juga saling menuduh melakukan tindakan-tindakan yang merugikan di bidang ekonomi global.
Pernyataan-pernyataan yang saling menantang antara China dan AS ini tentu saja menciptakan kecemasan di pasar internasional. Para analis memperingatkan bahwa eskalasi konflik ini bisa berdampak pada stabilitas ekonomi global, serta memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik.
Meski demikian, banyak pihak masih berharap bahwa diplomasi akan tetap menjadi jalan utama untuk meredakan ketegangan ini. Beberapa negara besar lainnya, termasuk negara-negara Uni Eropa dan Jepang, telah menyerukan dialog yang lebih konstruktif antara kedua negara besar ini guna mencegah terjadinya perang terbuka.