Sarangberita.com – Pada Minggu, 23 Maret 2025, serangan drone Rusia di Kyiv menewaskan tiga warga Ukraina. Termasuk seorang anak perempuan berusia lima tahun, dan melukai sepuluh lainnya.
Serangan ini terjadi menjelang negosiasi gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat di Arab Saudi. Dimana delegasi Ukraina dan Rusia akan mengadakan pembicaraan tidak langsung untuk membahas jeda dalam serangan yang menargetkan fasilitas energi dan infrastruktur sipil.
Baca Juga
Israel Tolak Tawaran Hamas Bebaskan Sandera AS-Israel
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Menyerukan tekanan internasional yang lebih besar terhadap Rusia untuk menghentikan serangan tersebut menjelang pembicaraan gencatan senjata yang dijadwalkan.
Meskipun ada kesepakatan gencatan senjata parsial yang melarang serangan terhadap infrastruktur energi selama 30 hari. Serangan drone Rusia di Kyiv menunjukkan bahwa pertempuran masih berlangsung intensif di lapangan.
Baca Juga
Kronologi Pesawat American Airlines Terbakar di Bandara Denver!
Negosiasi yang akan berlangsung di Arab Saudi diharapkan dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata sementara dan menjamin keamanan navigasi di Laut Hitam. Namun, ketidakpercayaan antara kedua belah pihak dan reticensi Ukraina dalam menerima kondisi yang sulit menjadi tantangan dalam mencapai perdamaian yang efektif.
Serangan terbaru ini menambah urgensi bagi komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia agar menghentikan serangan dan berkomitmen pada proses perdamaian yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Fakta Inggris Pernah Menjajah 90% Negara di Dunia!
