Sarangberita.com, 6 Juni 2025 – Rusia melancarkan serangan besar-besaran ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Jumat dini hari, 6 Juni 2025, menggunakan 45 rudal jelajah dan balistik serta 407 drone. Menjadikannya salah satu serangan udara terbesar sejak perang dimulai pada 2022.
Serangan ini menewaskan sedikitnya enam orang. Termasuk tiga petugas penyelamat di Kyiv, dan melukai 80 lainnya, dengan kerusakan parah pada infrastruktur transportasi dan listrik.

Baca Juga
Serangan Pearl Harbor Modern Permalukan Kremlin, Rusia Bersumpah Akan Balas Dendam!
Menurut Angkatan Udara Ukraina, 30 rudal dan sekitar 200 drone berhasil dihancurkan, namun serangan tetap menyebabkan kehancuran signifikan di Kyiv, Chernihiv, Lutsk, dan tiga wilayah lainnya: Lviv, Khmelnytskyi, dan Poltava.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan tersebut, menyebut tiga petugas penyelamat tewas saat menangani serangan awal di Kyiv, dihantam serangan kedua Rusia. “Rusia jelas tidak menginginkan perdamaian,” tulis kepala staf Zelensky, Andriy Yermak, di Telegram.
Baca Juga
Trump Siap Mediasi Putin dan Zelensky di Turki untuk Gencatan Senjata
Serangan ini terjadi setelah Ukraina melancarkan Operasi Jaring Laba-Laba pada 1 Juni 2025. Menghancurkan 41 pesawat pembom Rusia di empat pangkalan udara. Rusia disebut membalas dengan intensitas tinggi, menargetkan gedung-gedung sipil, termasuk apartemen di distrik Solomianskyi Kyiv, yang rusak parah akibat drone. Sistem metro Kyiv juga terganggu karena rel rusak, memaksa pengalihan rute kereta.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan ledakan besar dan kebakaran di beberapa bangunan nonperumahan. Presiden AS Donald Trump, yang mendorong gencatan senjata, menuai kritik dari Zelensky atas pernyataan yang dianggap lemah terhadap Rusia. Netizen di X menyebut korban tewas mencapai 12 orang, meski belum terkonfirmasi resmi.
Baca Juga: Donald Trump Menggila Blokir China, Xi Jinping Ngamuk!