Sarangberita.com, Bangkok, 27 Juli 2025 – Konflik bersenjata di perbatasan Thailand-Kamboja makin membara, dengan jumlah korban tewas mencapai 33 orang, termasuk 20 warga Thailand (14 sipil, 6 tentara) dan 13 warga Kamboja (8 sipil, 5 tentara), sejak bentrokan pecah pada Kamis (24/7).
Pertempuran di sekitar kuil Ta Muen Thom dan Preah Vihear, yang dipicu sengketa wilayah bersejarah, telah memaksa lebih dari 168.000 warga mengungsi, dengan 138.000 dari Thailand dan 35.829 dari Kamboja.

Baca Juga
Trump Desak PM Thailand: Gencatan Senjata dengan Kamboja atau Tak Ada Kesepakatan Perdagangan
Militer Thailand mengerahkan jet F-16 untuk serangan udara, sementara Kamboja menuding Thailand gunakan amunisi klaster terlarang.
Sebaliknya, Thailand klaim Kamboja memulai tembakan artileri. “Kami hanya membalas agresi,” ujar juru bicara militer Thailand, Ritcha Suksuwanon. PM Kamboja Hun Manet menyerukan gencatan senjata tanpa syarat via PBB, namun Thailand belum merespons.
Baca Juga
Koperasi Merah Putih Dibuka di Binjai, Suplai Kedelai Capai 240 Ton
Presiden AS Donald Trump mendesak kedua pihak hentikan konflik, mengancam bekukan negosiasi tarif perdagangan. “Hentikan perang, atau tak ada deal,” katanya di Truth Social. Meski Kamboja setuju, Thailand bersikukuh pada syarat lapangan.
Ramai menyerukan mediasi ASEAN via tagar #ThailandCambodia, khawatir konflik seret pihak luar seperti krisis Ambalat Indonesia-Malaysia 2005. Dengan demikian, tekanan meningkat agar ASEAN fasilitasi dialog damai guna cegah eskalasi lebih lanjut.
Baca Juga : Bencana Kelaparan di Gaza Makin Mengkhawatirkan: 2,1 Juta Warga Terancam