Internasional

Paus Leo XIV ke Israel: Buka Jalur Kemanusiaan untuk Gaza!

10
×

Paus Leo XIV ke Israel: Buka Jalur Kemanusiaan untuk Gaza!

Share this article
Paus Leo XIV ke Israel: Buka Jalur Kemanusiaan untuk Gaza!
Paus Leo XIV ke Israel: Buka Jalur Kemanusiaan untuk Gaza!

Sarangberita.com, 21 Mei 2025 – Paus Leo XIV menyerukan Israel untuk segera membuka jalur kemanusiaan ke Gaza dalam audiensi umum di Lapangan Santo Petrus, Rabu (21/5/2025).

Dalam pidatonya, Paus menyebut situasi di Gaza “semakin mengkhawatirkan dan menyedihkan” akibat blokade bantuan sejak 2 Maret 2025. “Saya memohon agar bantuan kemanusiaan yang bermartabat diizinkan masuk dan permusuhan dihentikan,” tegasnya.

Paus Leo XIV ke Israel: Buka Jalur Kemanusiaan untuk Gaza!
Paus Leo XIV ke Israel: Buka Jalur Kemanusiaan untuk Gaza!
Baca Juga

Tragis! Serangan Israel Tewaskan Lebih dari 300 Staf UNRWA di Gaza, Dunia Berduka

Paus Leo XIV, yang dilantik sebagai paus ke-267 pada 18 Mei 2025, menyoroti penderitaan anak-anak, lansia, dan orang sakit di Gaza.

Ia mendesak gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Selain itu, ia meminta komunitas internasional mendukung perdamaian yang adil. Seruan ini disampaikan di hadapan 40.000 umat, hanya tiga hari setelah misa pelantikannya yang dihadiri 200.000 orang.

Baca Juga

Momen Unik Diplomasi! Prabowo Ajak PM Australia Albanese Berkuda di Hambalang

Menurut laporan, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 53.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Oleh karena itu, Paus Leo menekankan pentingnya bantuan makanan dan medis. Pernyataannya sejalan dengan kritik organisasi seperti Doctors Without Borders, yang menuduh Israel menciptakan krisis kemanusiaan.

Seruan Paus mendapat sambutan positif. PBNU menyebutnya sebagai “panggilan hati nurani” dan mendesak Israel menghentikan agresi.

Namun, Israel tetap berencana mengintensifkan operasi militer untuk menghancurkan Hamas, menurut pernyataan PM Benjamin Netanyahu. Dengan demikian, tekanan internasional, termasuk dari Inggris yang menghentikan perundingan dagang dengan Israel, terus meningkat.