Sarangberita.com – Media resmi Korea Utara melontarkan kritik tajam terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump, atas komentarnya mengenai Gaza. Dalam pernyataannya, media Korea Utara menyebut Trump sebagai “perampok ganas” yang ingin menguasai wilayah tersebut demi kepentingan geopolitik dan ekonomi.
Kecaman Keras dari Pyongyang
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Rodong Sinmun, media resmi Partai Buruh Korea, disebutkan bahwa ambisi Trump di Gaza mencerminkan watak imperialismenya yang selalu berusaha mendominasi kawasan strategis dunia. Mereka menuding mantan Presiden AS itu hanya peduli pada kepentingan pribadi dan sekutunya, tanpa mempertimbangkan penderitaan rakyat Palestina yang masih berada dalam konflik berkepanjangan.
Laporan tersebut juga menyebut bahwa Trump tidak memiliki hak moral atau politik untuk ikut campur dalam urusan Gaza, terutama setelah kebijakannya selama menjabat sebagai Presiden dianggap memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Narasi Anti-Amerika Korea Utara
Korea Utara dikenal memiliki sikap anti-Amerika yang kuat, dan kritik terhadap Trump bukanlah hal baru. Sejak lama, Pyongyang menuduh Washington sebagai dalang dari berbagai konflik global, termasuk yang terjadi di Timur Tengah. Media Korea Utara sering menggambarkan AS sebagai pengganggu stabilitas internasional yang hanya mengejar kepentingannya sendiri tanpa peduli terhadap korban sipil.
Menurut pengamat politik, serangan verbal terbaru ini juga dapat diartikan sebagai upaya Korea Utara untuk memperkuat hubungannya dengan negara-negara yang memiliki sikap anti-Amerika, termasuk Iran dan Suriah.
Reaksi Internasional
Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Trump terkait tudingan yang dilontarkan oleh Korea Utara. Namun, analis politik menilai bahwa serangan ini mencerminkan semakin tegangnya hubungan antara Pyongyang dan Washington, meskipun pemerintahan Biden saat ini berusaha untuk mengurangi ketegangan melalui jalur diplomasi.
Di sisi lain, negara-negara di Timur Tengah juga tengah menyoroti peran AS dalam konflik Gaza. Beberapa pihak menilai bahwa keterlibatan AS harus lebih netral dan tidak memihak, agar solusi damai dapat dicapai.
Kesimpulan
Kritik keras dari media Korea Utara terhadap Trump menunjukkan narasi anti-Amerika yang terus dipertahankan oleh Pyongyang. Meskipun tudingan ini mungkin tidak memiliki dampak langsung dalam diplomasi global. Pernyataan tersebut mencerminkan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Sementara itu, dunia internasional terus mengamati bagaimana peran AS dalam konflik Gaza berkembang di tengah situasi yang semakin kompleks.