Internasional

Ketegangan Memuncak: Filipina Tuduh China Ganggu Kapalnya di Laut Cina Selatan

81
×

Ketegangan Memuncak: Filipina Tuduh China Ganggu Kapalnya di Laut Cina Selatan

Share this article
Ketegangan Memuncak: Filipina Tuduh China Ganggu Kapalnya di Laut Cina Selatan
Ketegangan Memuncak: Filipina Tuduh China Ganggu Kapalnya di Laut Cina Selatan

Sarangberita.com – Ketegangan di Laut Cina Selatan meningkat setelah Filipina menuding China melakukan tindakan provokatif terhadap kapal-kapalnya. Insiden ini memperpanjang daftar konflik di kawasan yang menjadi titik panas geopolitik Asia Tenggara.

Insiden Terbaru di Laut Cina Selatan

Menurut Kementerian Pertahanan Filipina, kapal penjaga pantai China diduga mengganggu kapal Filipina yang sedang menjalankan misi pasokan di sekitar Second Thomas Shoal. Wilayah ini juga diklaim oleh China sebagai bagian dari “Sembilan Garis Putus-Putus”.

“Tindakan China sangat tidak dapat diterima dan mengancam stabilitas regional,” tegas Menteri Pertahanan Filipina. Ia juga menyebutkan bahwa gangguan tersebut melibatkan penggunaan sinar laser untuk menghalangi navigasi kapal Filipina, membahayakan keselamatan kru.

Respon Pemerintah Filipina

Filipina telah mengajukan nota protes diplomatik kepada China. Mereka juga meminta komunitas internasional, seperti ASEAN dan PBB, untuk menekan China agar menghentikan tindakan provokatifnya.

“Kami berkomitmen melindungi kedaulatan kami dan tidak akan mundur dari hak-hak kami,” ujar Presiden Filipina. Filipina juga memperkuat kerja sama dengan sekutu strategisnya, seperti Amerika Serikat, untuk meningkatkan pertahanan maritim.

Tanggapan China

Kementerian Luar Negeri China menolak tuduhan tersebut. Mereka mengklaim aktivitas mereka di Laut Cina Selatan adalah upaya melindungi kedaulatan teritorial. China juga menuduh Filipina dan negara lain melakukan “provokasi sepihak” yang memicu ketegangan.

“China selalu berkomitmen menyelesaikan sengketa ini melalui dialog damai,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Laut Cina Selatan: Kawasan Strategis dan Diperebutkan

Laut Cina Selatan adalah wilayah strategis dengan nilai ekonomi dan geopolitik yang besar. Diperkirakan lebih dari 30% perdagangan global melewati kawasan ini setiap tahun. Selain itu, Laut Cina Selatan diyakini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak dan gas.

Namun, klaim tumpang tindih antara China dan beberapa negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia, menjadikan kawasan ini terus menjadi titik konflik. Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag menyatakan klaim “Sembilan Garis Putus-Putus” China tidak memiliki dasar hukum. Namun, Beijing tidak mengakui keputusan tersebut.

Dukungan Internasional untuk Filipina

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Australia, menyatakan dukungannya terhadap Filipina. Washington menyatakan bahwa serangan terhadap kapal Filipina akan dianggap sebagai ancaman langsung terhadap keamanan kawasan.

“Kami mendesak China mematuhi hukum internasional dan menghentikan tindakan yang mengganggu stabilitas di Laut Cina Selatan,” tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS.