Internasional

Houthi Kembali Serang Israel, Pelabuhan Eilat Tutup Permanen

9
×

Houthi Kembali Serang Israel, Pelabuhan Eilat Tutup Permanen

Share this article
Houthi Kembali Serang Israel, Pelabuhan Eilat Tutup Permanen
Houthi Kembali Serang Israel, Pelabuhan Eilat Tutup Permanen

Sarangberita.com, Jakarta, 17 Juli 2025 – Angkatan Bersenjata Yaman yang berafiliasi dengan gerakan Houthi (Ansarallah) kembali melancarkan serangan terhadap Israel pada Rabu (16/7/2025). Menargetkan sejumlah lokasi strategis, termasuk Pelabuhan Eilat.

Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang telah berlangsung sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023. Hingga pukul 21:13 WIB, Kamis (17/7/2025), pelabuhan penting di Laut Merah ini resmi mengumumkan penutupan permanen akibat dampak ekonomi yang parah dari serangan berulang.

Houthi Kembali Serang Israel, Pelabuhan Eilat Tutup Permanen
Houthi Kembali Serang Israel, Pelabuhan Eilat Tutup Permanen
Baca Juga

Volume Kontainer Ekspor-Impor di Pelabuhan Pelindo Tumbuh 13,64% Selama Semester Pertama 2025

Juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengonfirmasi bahwa operasi melibatkan rudal balistik Zulfiqar yang menyasar Bandara Ben Gurion. Serta tiga serangan drone simultan ke Pelabuhan Eilat, fasilitas militer di Naqab (Negev), dan bandara yang sama.

Saree menyatakan bahwa serangan ini merupakan dukungan moral dan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina. Dengan janji melanjutkan operasi hingga Israel menghentikan perang di Gaza dan mencabut blokade. Houthi mengklaim serangan berhasil mencapai target, meskipun Israel belum merilis laporan resmi tentang kerusakan.

Baca Juga

Presiden Prabowo Bertemu Raja Belgia, Disambut Hangat di Istana Laeken

Penutupan permanen Pelabuhan Eilat diumumkan setelah aktivitas perdagangan anjlok tajam sejak November 2023 akibat blokade maritim Houthi. Media Israel melaporkan bahwa pendapatan pelabuhan turun hampir 80% pada 2024. Dengan utang pajak mencapai 10 juta shekel (sekitar $3 juta), memaksa pemerintah kota membekukan rekening bank pelabuhan. Sebagian besar kapal kini dialihkan ke pelabuhan Mediterania seperti Ashdod dan Haifa, meninggalkan Eilat kosong dari aktivitas komersial.

Krisis ini memicu kekhawatiran global terhadap stabilitas perdagangan Laut Merah, sementara Israel dan sekutunya terus mempertimbangkan respons militer. Publik di media sosial menunjukkan perpecahan, dengan beberapa mendukung Houthi dan yang lain mengkritik dampak ekonomi yang lebih luas.

Baca Juga : Eropa Beri Hadiah Khusus ke WNI, Visa Schengen Multi-Entry Kini Terbuka Lebar