Sarangberita.com, 23 Juli 2025 – Krisis kelaparan di Jalur Gaza semakin parah, dengan seluruh populasi 2,1 juta jiwa terancam kelaparan akut akibat blokade Israel yang berkepanjangan dan serangan militer sejak Oktober 2023.
Laporan terbaru PBB, yang dirilis pada 19 Juli 2025, menyebut Gaza sebagai wilayah dengan tingkat kelaparan paling kritis di dunia. Dengan 96% penduduk berada pada IPC Fase 3 ke atas (krisis hingga bencana). Sekitar 637.000 orang, termasuk 495.000 anak, diproyeksikan menghadapi IPC Fase 5 (bencana kelaparan) hingga Agustus 2025.

Baca Juga
Israel Semakin Menjadi-jadi, Warga Gaza Cari Bantuan Ditembaki
Kompleks Medis Al-Shifa melaporkan 21 anak meninggal dalam tiga hari terakhir akibat malnutrisi parah, dengan 900.000 anak di Gaza menderita kelaparan dan 70.000 di antaranya dalam kondisi kritis.
“Kami kehilangan anak-anak setiap hari karena kelaparan, bukan hanya bom,” ungkap Direktur Al-Shifa, Mahmoud Abu Salmiya. Blokade Israel, yang membatasi masuknya 44.000 truk bantuan per hari, telah menghancurkan lahan pertanian dan pasokan air bersih, dengan 75% rumah tangga kekurangan air minum.
Baca Juga
Donald Trump Kembali Tebar Ancaman ke Negara Anggota BRICS
Warga seperti Muhammad Rosros, ayah dari wanita berkebutuhan khusus yang meninggal karena kelaparan, mengaku putus asa. “Harga tepung 120 shekel per kilo, minyak goreng 70 shekel per gelas.
Dunia diam, termasuk negara Muslim,” katanya. Penjarahan truk bantuan semakin memperburuk distribusi, dengan UNRWA melaporkan “kerusakan hukum dan ketertiban” akibat keputusasaan warga.
Baca Juga : Houthi Kembali Serang Israel, Pelabuhan Eilat Tutup Permanen