Sarangberita.com, 8 Juli 2025 – Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama “America Party” pada Sabtu (5/7/2025).
Langkah ini menyusul perseteruannya dengan Presiden AS Donald Trump terkait “One Big Beautiful Bill Act,” undang-undang yang dikritik Musk karena meningkatkan defisit anggaran AS hingga USD3,3 triliun.

Baca Juga
3 Trik Foto ala Pro dengan Galaxy S25 Edge Biar Kontenmu FYP!
Pengumuman ini memicu gejolak di pasar, dengan saham Tesla anjlok 7,5% pada Senin (7/7/2025), menghapus USD76 miliar dari kapitalisasi pasar perusahaan, dari USD1 triliun menjadi USD940 miliar.
Investor khawatir keterlibatan Musk dalam politik, terutama usai mendirikan America Party, akan mengalihkan fokusnya dari operasional Tesla. Analis Wedbush Securities, Dan Ives, menyebut langkah ini “arah yang salah” bagi Tesla, terutama saat perusahaan fokus pada pengembangan robotaxi dan teknologi otonom.
Baca Juga
Prabowo dan Putin Resmikan MoU Strategis, Buka Era Baru Kemitraan Indonesia-Rusia
“Investor Tesla menginginkan Musk fokus pada bisnis, bukan politik,” ujar Ives. Azoria Partners, yang berencana meluncurkan ETF Tesla, menunda peluncuran karena konflik kepentingan Musk sebagai CEO.
Perseteruan Musk dengan Trump juga memicu ancaman pencabutan subsidi kendaraan listrik (EV) senilai USD7.500 per unit. Yang dapat mengurangi pendapatan Tesla hingga USD1,2 miliar atau 17% dari laba operasional 2024.
Meski Musk pernah menyatakan akan mengurangi pengeluaran politik pasca-menyumbang USD277 juta untuk kampanye Trump 2024. Pembentukan America Party menunjukkan ia tetap aktif secara politik. Langkah ini berisiko merusak citra merek Tesla dan kepercayaan investor, terutama di tengah persaingan ketat industri EV.
Baca Juga : Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata, Ini Satu Hal yang Diminta Hamas