Internasional

Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?

10
×

Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?

Share this article
Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?
Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?

Sarangberita.com, 5 Juli 2025 – KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6-7 Juli 2025 menjadi sorotan karena absennya dua pemimpin kunci, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Ini merupakan kali pertama Xi Jinping absen dari KTT BRICS sejak menjabat pada 2013. Sementara Putin kembali tidak hadir karena risiko hukum terkait surat perintah penahanan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Absensi ini memicu spekulasi tentang masa depan BRICS sebagai blok ekonomi alternatif.

Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?
Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?
Baca Juga

Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata, Ini Satu Hal yang Diminta Hamas

Menurut laporan South China Morning Post, Xi Jinping tidak hadir karena “konflik jadwal”, dengan Perdana Menteri Li Qiang mewakili Tiongkok.

Beberapa diplomat menyebut ketidakhadiran Xi terkait ketegangan diplomatik setelah Brasil mengundang PM India Narendra Modi untuk jamuan kenegaraan. Yang dianggap sebagai sikap kurang menguntungkan bagi Beijing.

Baca Juga

Iran Putus Hubungan dengan IAEA Buntut Serangan Israel-AS

Sementara itu, Kremlin mengonfirmasi Putin akan bergabung melalui video link, dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov hadir langsung, karena Brasil, sebagai anggota ICC. Wajib menangkap Putin atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina.

Ketiadaan kedua pemimpin ini dinilai melemahkan simbolisme KTT, yang bertujuan memperkuat agenda dedolarisasi dan reformasi tata kelola global. The Guardian melaporkan bahwa ekspansi BRICS, kini mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, telah mencairkan koherensi ideologis blok ini. Terutama di mata Rusia dan Tiongkok. Brasil, sebagai tuan rumah, justru melihat peluang untuk mempromosikan tema tata kelola inklusif, dengan fokus pada transisi energi hijau dan kerja sama vaksin.