Sarangberita.com, 15 Juni 2025 – Ketegangan di Timur Tengah memanas setelah kelompok Houthi di Yaman, yang di bantu Iran, meluncurkan serangan rudal ke Israel, bergabung dengan gelombang serangan balasan dari Iran.
Pertama-tama, serangan ini terjadi antara Sabtu (14/6) hingga Minggu (15/6/2025), membuat warga Israel berlarian ke tempat perlindungan bom. Karena itu, Israel kini menghadapi ancaman dari dua front, memperumit situasi keamanan regional.

Baca juga
Jadwal Pencairan BSU Rp600 Ribu 2025 untuk Penerima Terverifikasi
Menurut laporan Aljazeera, Houthi meluncurkan dua rudal balistik, termasuk rudal hipersonik “Palestine 2”, menargetkan wilayah Tel Aviv, termasuk Bandara Ben Gurion. Selanjutnya, serangan ini merupakan yang kedua kalinya dalam sepekan, setelah peluncuran rudal pada Selasa (10/6/2025).
Sebagai contoh, serangan sebelumnya memicu Israel mengebom pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi di Yaman. Oleh karena itu, Houthi menyatakan aksi ini sebagai solidaritas terhadap Palestina di tengah perang Gaza.
Baca juga
Kronologi Israel Culik Greta Thunberg dan Aktivis di Kapal Bantuan Gaza
Selain itu, Juru Bicara Houthi, Yahya Saree, mengklaim serangan berhasil mencapai target, meski militer Israel (IDF) menyatakan sebagian rudal dicegat. Namun, sistem pertahanan udara Iron Dome dan THAAD gagal mencegat sepenuhnya, dengan satu rudal meninggalkan lubang berdiameter 5 meter dekat Bandara Ben Gurion.
Meski begitu, Iran membantah keterlibatan langsung dalam serangan Houthi, menyebutnya keputusan independen kelompok Yaman tersebut. Untuk itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji membalas Iran dan Houthi, dengan ancaman serangan ke pangkalan strategis. Dengan demikian, konflik ini berisiko memicu eskalasi lebih luas di Timur Tengah.
Jadi, serangan Houthi bersama Iran memperumit dinamika perang Gaza. Akhirnya, dunia menanti respons Israel yang dapat menyeret kawasan ke ketegangan lebih dalam.
Baca Juga: Rusia Bombardir Kyiv dengan Rudal dan Drone, Korban Jiwa Bertambah